batik tulis lasem

batik tulis lasem

Batik Lasem mempunyai beberapa motof, baik yang sudah di patenkan maupun yang belum, Batik Lasem Motif  Non Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motif-motifnya tidak dipengaruhi oleh budaya Cina. Motif Batik Lasem ini didominasi motif batik Jawa, diantaranya: Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing, Kricak/Watu Pecah, Pasiran, Lunglungan, Gunung Ringgit, Pring-pringan, Pasiran Kawung, Kawung Mlathi, Endok Walang, Bledak Mataraman, Bledak Cabe, Kawung Babagan, Parang Rusak, Parang Tritis, Latohan, Ukel, Alge, Ceplok Piring, Ceplok Benik, Sekar Srengsengan, Kembang Kamboja, dan Sido Mukti.
Batik Lasem Motif Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motifnya dipengaruhi budaya China, bahkan unsur orientalnya sangat kental dan dominatif, diantaranya:
1.Motif Fauna Cina plus non Cina.
Contoh motif fauna Cina : motif burung hong (phoenix) yang dikenal sebagai Lok Can, naga (liong), kilin, ayam hutan, ikan emas, kijang, kelelawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, kepeting, dsb. Motif fauna Cina ini berkolaborasi dengan motif batik Jawa, seperti parang, udan riris, kawung, kendoro kendiri, sekar jagad, anggur-angguran, dsb.
2.Motif Flora Cina plus motif non Cina
Motif flora Cina misalnya bunga seruni (chrysanthemum), peoni, magnolia, sakura (cherry blossom), bamboo, dsb. Motif flora Cina ini juga sering bersimbiosis mutualisme dengan motif batik Jawa.
3.Motif lain bergaya Cina selain flora dan fauna plus motif batik non Cina.
Contoh motif lain( non flora fauna Cina) adalah kipas, banji, delapan dewa (pat sian), dewa bulan, koin uang (uang kepeng).
4. Motif kombinasi Cina plus motif batik non Cina
Maksud kombinasi motif disini adalah dalam satu Batik Lasem keeleganan motif fauna dan flora Cina berbaur dengan keindahan motif-motif batik Jawa.
Adanya keempat jenis kategori motif Batik Lasem tersebut, memberikan kebebasan kepada para pembatik Lasem dalam berkreasi. Mereka tidak terpaku pada pola motif baku (pakem). Yang terpenting, improvisasi dan kreativitas pembatik Lasem selalu tertantang untuk membuat batik yang bermotif unik dan khas, sehingga bernilai artistik estetik yang tinggi.
Motif Laseman
Kesemua jenis motif tersebut, motif non Cina dan Cina, disebut motif Laseman. Selama ini motif Cina-lah yang dikenal sebagai motif Laseman. Namun berdasarkan pertimbangan sosiologis historis berupa interaksi budaya lintas Cina Jawa di Lasem, diusulkan motif non Cina juga dapat dipromosikan bersama motif Cina yang sudah ada sebagai motif Batik Laseman.
Motif Laseman memiliki pengaruh sangat kuat pada batik Indramayu, Jambi, Palembang, pekalongan, Solo,dan Yogyakarta. Seperti halnya pengaruh motif batik dari berbagai daerah tersebut dalam perkembangan dinamika motif dalam batik Lasem. Sebagai contoh, konon seni batik Indramayu diperkenalkan oleh para pengrajin batik dari Lasem. untuk informasi motif batik lasem silahkan kunjungi
batik tulis lasem

batik tulis lasem

Batik Lasem mempunyai beberapa motof, baik yang sudah di patenkan maupun yang belum, Batik Lasem Motif  Non Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motif-motifnya tidak dipengaruhi oleh budaya Cina. Motif Batik Lasem ini didominasi motif batik Jawa, diantaranya: Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing, Kricak/Watu Pecah, Pasiran, Lunglungan, Gunung Ringgit, Pring-pringan, Pasiran Kawung, Kawung Mlathi, Endok Walang, Bledak Mataraman, Bledak Cabe, Kawung Babagan, Parang Rusak, Parang Tritis, Latohan, Ukel, Alge, Ceplok Piring, Ceplok Benik, Sekar Srengsengan, Kembang Kamboja, dan Sido Mukti.
Batik Lasem Motif Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motifnya dipengaruhi budaya China, bahkan unsur orientalnya sangat kental dan dominatif, diantaranya:
1.Motif Fauna Cina plus non Cina.
Contoh motif fauna Cina : motif burung hong (phoenix) yang dikenal sebagai Lok Can, naga (liong), kilin, ayam hutan, ikan emas, kijang, kelelawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, kepeting, dsb. Motif fauna Cina ini berkolaborasi dengan motif batik Jawa, seperti parang, udan riris, kawung, kendoro kendiri, sekar jagad, anggur-angguran, dsb.
2.Motif Flora Cina plus motif non Cina
Motif flora Cina misalnya bunga seruni (chrysanthemum), peoni, magnolia, sakura (cherry blossom), bamboo, dsb. Motif flora Cina ini juga sering bersimbiosis mutualisme dengan motif batik Jawa.
3.Motif lain bergaya Cina selain flora dan fauna plus motif batik non Cina.
Contoh motif lain( non flora fauna Cina) adalah kipas, banji, delapan dewa (pat sian), dewa bulan, koin uang (uang kepeng).
4. Motif kombinasi Cina plus motif batik non Cina
Maksud kombinasi motif disini adalah dalam satu Batik Lasem keeleganan motif fauna dan flora Cina berbaur dengan keindahan motif-motif batik Jawa.
Adanya keempat jenis kategori motif Batik Lasem tersebut, memberikan kebebasan kepada para pembatik Lasem dalam berkreasi. Mereka tidak terpaku pada pola motif baku (pakem). Yang terpenting, improvisasi dan kreativitas pembatik Lasem selalu tertantang untuk membuat batik yang bermotif unik dan khas, sehingga bernilai artistik estetik yang tinggi.
Motif Laseman
Kesemua jenis motif tersebut, motif non Cina dan Cina, disebut motif Laseman. Selama ini motif Cina-lah yang dikenal sebagai motif Laseman. Namun berdasarkan pertimbangan sosiologis historis berupa interaksi budaya lintas Cina Jawa di Lasem, diusulkan motif non Cina juga dapat dipromosikan bersama motif Cina yang sudah ada sebagai motif Batik Laseman.
Motif Laseman memiliki pengaruh sangat kuat pada batik Indramayu, Jambi, Palembang, pekalongan, Solo,dan Yogyakarta. Seperti halnya pengaruh motif batik dari berbagai daerah tersebut dalam perkembangan dinamika motif dalam batik Lasem. Sebagai contoh, konon seni batik Indramayu diperkenalkan oleh para pengrajin batik dari Lasem. untuk informasi motif batik lasem silahkan kunjungi
batik tulis lasem

batik tulis lasem

Batik Lasem mempunyai beberapa motof, baik yang sudah di patenkan maupun yang belum, Batik Lasem Motif  Non Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motif-motifnya tidak dipengaruhi oleh budaya Cina. Motif Batik Lasem ini didominasi motif batik Jawa, diantaranya: Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing, Kricak/Watu Pecah, Pasiran, Lunglungan, Gunung Ringgit, Pring-pringan, Pasiran Kawung, Kawung Mlathi, Endok Walang, Bledak Mataraman, Bledak Cabe, Kawung Babagan, Parang Rusak, Parang Tritis, Latohan, Ukel, Alge, Ceplok Piring, Ceplok Benik, Sekar Srengsengan, Kembang Kamboja, dan Sido Mukti.
Batik Lasem Motif Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motifnya dipengaruhi budaya China, bahkan unsur orientalnya sangat kental dan dominatif, diantaranya:
1.Motif Fauna Cina plus non Cina.
Contoh motif fauna Cina : motif burung hong (phoenix) yang dikenal sebagai Lok Can, naga (liong), kilin, ayam hutan, ikan emas, kijang, kelelawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, kepeting, dsb. Motif fauna Cina ini berkolaborasi dengan motif batik Jawa, seperti parang, udan riris, kawung, kendoro kendiri, sekar jagad, anggur-angguran, dsb.
2.Motif Flora Cina plus motif non Cina
Motif flora Cina misalnya bunga seruni (chrysanthemum), peoni, magnolia, sakura (cherry blossom), bamboo, dsb. Motif flora Cina ini juga sering bersimbiosis mutualisme dengan motif batik Jawa.
3.Motif lain bergaya Cina selain flora dan fauna plus motif batik non Cina.
Contoh motif lain( non flora fauna Cina) adalah kipas, banji, delapan dewa (pat sian), dewa bulan, koin uang (uang kepeng).
4. Motif kombinasi Cina plus motif batik non Cina
Maksud kombinasi motif disini adalah dalam satu Batik Lasem keeleganan motif fauna dan flora Cina berbaur dengan keindahan motif-motif batik Jawa.
Adanya keempat jenis kategori motif Batik Lasem tersebut, memberikan kebebasan kepada para pembatik Lasem dalam berkreasi. Mereka tidak terpaku pada pola motif baku (pakem). Yang terpenting, improvisasi dan kreativitas pembatik Lasem selalu tertantang untuk membuat batik yang bermotif unik dan khas, sehingga bernilai artistik estetik yang tinggi.
Motif Laseman
Kesemua jenis motif tersebut, motif non Cina dan Cina, disebut motif Laseman. Selama ini motif Cina-lah yang dikenal sebagai motif Laseman. Namun berdasarkan pertimbangan sosiologis historis berupa interaksi budaya lintas Cina Jawa di Lasem, diusulkan motif non Cina juga dapat dipromosikan bersama motif Cina yang sudah ada sebagai motif Batik Laseman.
Motif Laseman memiliki pengaruh sangat kuat pada batik Indramayu, Jambi, Palembang, pekalongan, Solo,dan Yogyakarta. Seperti halnya pengaruh motif batik dari berbagai daerah tersebut dalam perkembangan dinamika motif dalam batik Lasem. Sebagai contoh, konon seni batik Indramayu diperkenalkan oleh para pengrajin batik dari Lasem. untuk informasi motif batik lasem silahkan kunjungi
batik tulis lasem

batik tulis lasem

Batik Lasem mempunyai beberapa motof, baik yang sudah di patenkan maupun yang belum, Batik Lasem Motif  Non Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motif-motifnya tidak dipengaruhi oleh budaya Cina. Motif Batik Lasem ini didominasi motif batik Jawa, diantaranya: Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing, Kricak/Watu Pecah, Pasiran, Lunglungan, Gunung Ringgit, Pring-pringan, Pasiran Kawung, Kawung Mlathi, Endok Walang, Bledak Mataraman, Bledak Cabe, Kawung Babagan, Parang Rusak, Parang Tritis, Latohan, Ukel, Alge, Ceplok Piring, Ceplok Benik, Sekar Srengsengan, Kembang Kamboja, dan Sido Mukti.
Batik Lasem Motif Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motifnya dipengaruhi budaya China, bahkan unsur orientalnya sangat kental dan dominatif, diantaranya:
1.Motif Fauna Cina plus non Cina.
Contoh motif fauna Cina : motif burung hong (phoenix) yang dikenal sebagai Lok Can, naga (liong), kilin, ayam hutan, ikan emas, kijang, kelelawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, kepeting, dsb. Motif fauna Cina ini berkolaborasi dengan motif batik Jawa, seperti parang, udan riris, kawung, kendoro kendiri, sekar jagad, anggur-angguran, dsb.
2.Motif Flora Cina plus motif non Cina
Motif flora Cina misalnya bunga seruni (chrysanthemum), peoni, magnolia, sakura (cherry blossom), bamboo, dsb. Motif flora Cina ini juga sering bersimbiosis mutualisme dengan motif batik Jawa.
3.Motif lain bergaya Cina selain flora dan fauna plus motif batik non Cina.
Contoh motif lain( non flora fauna Cina) adalah kipas, banji, delapan dewa (pat sian), dewa bulan, koin uang (uang kepeng).
4. Motif kombinasi Cina plus motif batik non Cina
Maksud kombinasi motif disini adalah dalam satu Batik Lasem keeleganan motif fauna dan flora Cina berbaur dengan keindahan motif-motif batik Jawa.
Adanya keempat jenis kategori motif Batik Lasem tersebut, memberikan kebebasan kepada para pembatik Lasem dalam berkreasi. Mereka tidak terpaku pada pola motif baku (pakem). Yang terpenting, improvisasi dan kreativitas pembatik Lasem selalu tertantang untuk membuat batik yang bermotif unik dan khas, sehingga bernilai artistik estetik yang tinggi.
Motif Laseman
Kesemua jenis motif tersebut, motif non Cina dan Cina, disebut motif Laseman. Selama ini motif Cina-lah yang dikenal sebagai motif Laseman. Namun berdasarkan pertimbangan sosiologis historis berupa interaksi budaya lintas Cina Jawa di Lasem, diusulkan motif non Cina juga dapat dipromosikan bersama motif Cina yang sudah ada sebagai motif Batik Laseman.
Motif Laseman memiliki pengaruh sangat kuat pada batik Indramayu, Jambi, Palembang, pekalongan, Solo,dan Yogyakarta. Seperti halnya pengaruh motif batik dari berbagai daerah tersebut dalam perkembangan dinamika motif dalam batik Lasem. Sebagai contoh, konon seni batik Indramayu diperkenalkan oleh para pengrajin batik dari Lasem. untuk informasi motif batik lasem silahkan kunjungi
bubuk kopi

bubuk kopi

Jauh sebelum  kafe-kafe bermunculan dan budaya ‘ngopi’ menjadi bagian dari gaya hidup modern, di desa-desa seputar kota kecil Lasem ada kebiasaan ngopi yang sudah menjadi tradisi. Namanya unik: “Warung Kopi Lelet”. Dari sekian banyak yang tersebar, salah satunya yang sempat saya kunjungi terletak di seberang kelenteng ’Cu An Kiong’, kelenteng tertua di Lasem yang dibangun abad ke-15/16. Sekilas tampilan Warung Kopi Lelet ini seperti warung kopi biasa; sederhana, apa adanya, menciptakan suasana santai. Orang-orang datang untuk ngopi, ngobrol, merokok, dan yang paling menarik adalah ngopi sambil ‘ngelelet’. Nah, apa itu?
Kopi Lelet khas Lasem ini cara pembuatannya bukan seperti kopi tubruk biasa yang sesudah diseduh dibiarkan sebentar, lalu diminum. Pembuatan Kopi Lelet ini mirip kopi Turki dimana bubuk kopi dtuang air panas dan dimasak lagi hingga mendidih, menghasilkan kopi yang kental dan mantap rasanya. Umumnya penikmat kopi lelet ini juga perokok. Mengapa? Karena setelah kopi selesai dinikmati, ampas yang tersisa di cangkir itulah yang akan digunakan oleh si perokok sebagai bahan untuk ‘ngelelet’.  Alatnya ia buat sendiri dari batang korek api yang ia raut  menggunakan silet agar tajam ujungnya, lalu dengan alat itu ia melelet-leletkan ampas kopi pada batang rokok seperti layaknya pelukis atau pembatik menciptakan berbagai motif. Jadi sekali ngopi, berbagai kenikmatan bisa ia dapatkan. Nikmat menyeruput kopi yang mantap rasanya, nikmat berkreasi menciptakan motif, dan nikmat menghisap rokok yang konon saat dihisap memiliki aroma yang khas pula. Mungkin aromanya ‘nyerempet-nyerempet’ aroma kopi yang dilelet itu, dan katanya di situlah nikmatnya si Kopi Lelet ini.

kawista

kawista


Pernahkan anda mendengar tentang buah Kawista (Kawis)? Buah yang konon berasal dari India dan Indonesia ini termasuk kedalam salah satu buah langka. Berwarna pucat coklat kehijauan berbentuk seperti batok kelapa serta mempunyai aroma yang harum ketika masak. Buah ini sangat jarang ditemui sehingga jarang ada yang menjual buah ini.
Rembang adalah daerah yang banyak menanam buah Kawista serta umumnya diolah untuk dijadikan sirup manis. Buah yang juga dikenal dengan nama Kusta oleh masyarakat bali ini juga mempunyai beberapa nama, antara lain Limonia Acidissima (latin), Indian Woodable, Elephant Apple dan Binomial (nama ilmiah). Buah ini juga tumbuh di Sri Lanka, Myanmar dan Indocina (asia tenggara)

Ciri-Ciri Pohon Kawista

Pohon Kawista umumnya tumbuh di dataran rendah yang kering, memiliki batang dan ranting – ranting yang kecil namun dapat tumbuh hingga ketinggian mencapai 12 meter! Cabang pohon pada Kawista biasanya berduri dengan panjang daun mencapai 12 cm.
Buah Kawis umumnya tumbuh bergantung dan bergerombol pada ranting tumbuhnya dan umumnya tumbuh pada ujung ranting. Bentuk daging dari buah ini berwarna cokelat gelap dan anda tak perlu bersusah payah untuk memetik buah kawista di ketinggian 12 meter karena buah ini akan terjatuh dengan sendirinya ketika masak.
Buah Kawista bisa dimakan secara langsung maupun diolah menjadi dodol kawista maupun sirup kawista yang khas, selain itu juga buah dan batang Kawista juga dikenal sebagai obat – obatan untuk sakit perut, demam, gangguan hati, mual – mual, gigitan serangga bahkan tonikum.

Cara Mengkonsumsi Buah Kawista

Cara memakan buah Kawista cukup unik yaitu dengan cara membanting buah hingga hancur / terbelah, baru kemudian mengambil dagingnya, ditaruh didalam gelas, ditambahkan gula pasir baru dimakan. Terkadang ditambahkan lagi dengan air, es batu atau sirup. Keunikan khas dari rasa buah kawista ketika dibuatkan sirup akan memiliki senyawa seperti Coca – Cola atau minuman berkarbonat sejenisnya. Diduga rasa tersebut muncul dari senyawa berbentuk kristal yang berubah menjadi gas CO2 saat diolah / dicampurkan. Keunikan buah kawista ini sangat terkenal sebagai oleh – oleh khas Rembang yang terletak pada perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur di Pantai Utara.
Sungguh disayangkan karena hingga saat ini masih cukup jarang orang yang menanam buah kawista sehingga keberadaan buah ini hanya dikenal oleh masyarakat pada daerah – daerah tertentu saja. Ataukah anda berminat untuk menanam buah kawista ini di perkebunan rumah anda? :-)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. @DUH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger